SOLO (Suara Karya): Keberadaan madrasah saat ini telah mengalami transformasi dan lompatan yang signifikan dalam konteks system pendidikan nasional.
Hal itu diungkapkan Menag Suryadharma Ali dalam sambutan yang dibacakan Sekjen Kemenag Bahrul Hayat pada peresmian Porseni, Rakornas dan Expo Madrasah tsnawiyah Satu Atap, di Asrama Haji Donohudan, Solo, Rabu (22/6).
Menurut Menag, UU Nomor 20 Tahun 2003 dan PP Nomor 55 tahun 2007, telah memberikan legitimasi yang kuat bagi eksistensi lembaga pendidikan Islam, seperti madrasah dan pesantren, sebagai bagian integral dari system pendidikan nasional.
"Madrasah tidak hanya setara, melainkan sama dengan sekolah umum," ucapnya.
Dengan kesetaraan dan kesamaan status tersebut, kata Menag, kita terus berkomitmen untuk memperjuangkan kesetaraan anggaran bagi satuan pendidikan Islam.
"Kesetaraan anggaran ini penting dalam upaya menggenjot kesetaraan mutu antara madrasah dan sekolah umum," ujarnya.
Tingkatkan AnggaranPada kesempatan tersebut Menag melalui Sekjen Kemenag Bahrul Hayat mengingatkan kepada para pengelola MTs satu atap, agar meningkatkan alokasi anggaran pemerintah tersebut, jangan sampai mengurangi maupun memperlemah dukungan dan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan madrasah dan pesantren.
Menag menambahkan, 91 persen populasi madrasah adalah swasta. Ini berarti sebagian besar madrasah tumbuh dan berakar kuat dalam masyarakat.
"Ini merupakan potensi kekuatan madrasah yang harus terus dipelihara dan dipertahankan," ujar Menag seperti dibacakan Sekjen Bahrul Hayat.
Salah satu tantangan pendidikan Islam saat ini, kata Menag, adalah memelihara "karakter pendidikan Islam" di tengah pengarusutamaan pendidikan Islam ke dalam system pendidikan nasional.
"Saya berharap kita bias mempertahankan "ciri khas keislaman" yang melekat pada satuan pendidikan Islam, seperti madrasah," ujarnya seperti dikutip Kemenag.go.id.
Menag mengatakan, salah satu terobosan penting yang saat ini sedang di godok adalah kebijakan madrasah gratis. Kebijakan ini penting dalam upaya menjamin kelonmpok yang terpinggirkan secara ekonomi untuk tetap dapat mengecak pendidikan yang baik dan bermutu. "Saya optimis kebijakan madrasah gratis Insya Allah baru dapat teralisir pada tahun pelajaran 2012/2013," ucapnya. (Endang Kusumastuti/Yudhiarma)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar