MEDAN - Dari sekitar 2.000 guru Raudhatul Athfal di Medan, hanya satu persen di antaranya yang berstatus Pegawai Negeri Sipil.
"Kami berharap agar walikota memikirkan kesejahteraan guru RA karena selama ini yang selalu diutamakan adalah guru-guru TK," kata Ketua Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Kota Medan, Ernawati Lubis.
Dijelaskannya, Raudhatul Athfal (RA) sama dengan Taman Kanak Kanak. Hanya yang membedakannya, RA di bawah naungan Kementerian Agama, sedangkan TK di bawah Dinas Pendidikan.
"Saat ini terdapat 218 RA di Kota Medan, sedangkan tenaga pengajarnya sekitar 2.000 guru, dan setiap tahun menamatkan sekitar 6.000 siswa," katanya.
Guna meningkatkan kemampuan guru RA, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan pelatihan, ujarnya. "Pelatihan ini dilakukan agar seluruh guru RA memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mendidik anak-anak, sehingga menghasilkan lulusan yang lebih berkualitas pula," katanya.
Mengenai masalah kesejahteraan guru RA, Walikota Medan, Rahudman Harahap, mengatakan pihaknya akan memikirkannya dan mengambil langkah yang mungkin dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan guru RA.
Tidak disebutkan program dimaksud, namun diharapkannya bisa meningkatkan kualitas guru RA, sehingga proses belajar mengajar ke depan semakin baik.
Dia juga mengajak seluruh guru RA mendukung Pemerintah Kota Medan dalam menjalankan program pembangunan sekaligus menciptakan Medan menjadi kota bermartabat dan berakhlak dengan membangun karakter anak, serta menanamkan pendidikan agama.
Pemerintah Kota Medan telah mencanakan gerakan pendidikan karakter yang diharapkan mampu membentuk karakter siswa yang berilmu dan berakhlak mulia. Hal ini sejalan dengan motto pendidikan Kota Medan Prestasi Beriman, Integritas dan Mandiri.
sumber:waspada online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar